Sabtu, 24 Agustus 2013

Points of Interest of Pontianak

Buat yang butuh referensi wisata ketika berada di Pontianak, berikut daftar lokasi yang menarik untuk dikunjungi:

Tugu Khatulistiwa
Hal ini menjadi ikon kota Pontianak dimana titik nol derajat garis lintang berada tepat di kota ini. Letaknya di Pontianak bagian Utara.

Aloe Vera Centre
Jika ada kesempatan, cukup menarik berkunjung ke pusat penelitan lidah buaya terbesar se Asia Tenggara yang terletak di kawasan Jl. 28 Oktober ini.

Keraton Kadariyah
Keraton ini adalah tempat tinggal Sultan Abdurrahman Alkadrie Sang Pendiri Kota Pontianak. Di dalam kompleks keraton terdapat Mesjid Jami’ yang tertua di Kalimantan Barat. Letaknya di daerah Beting.

Rumah Betang
Kekayaan tradisi suku Dayak sebagai suku asli di Kalimantan terproyeksikan dalam bentuk rumah betang atau rumah panjang di Jl. Sutoyo bersebelahan dengan Museum Negeri, Perpustakaan Propinsi dan Pendopo Gubernur Kalbar.

Kampung Budaya – Komplek Rumah Melayu dan Rumah Radank
Kawasan cagar budaya dimana kita bisa melihat rumah adat yang dikemas dalam nuansa lebih modern namun tetap mempertahankan identitas sebagai pusat budaya. Rumah Radank adalah sebutan lain dari rumah panjang dari suku dayak. Letaknya di Jl. Sutan Syahrir - Kotabaru

Alun-Alun Kapuas
Kawasan ini paling cocok dikunjungi saat malam hari. Kelap kelip lampu hias serta air mancur melodi yang besar akan menyambut kedatangan kita sambil menemani kita saat menikmati suasana tepian sungai kapuas. Sejak direnovasi, tempat ini hampir selalu dipenuhi pengunjung. Di sini kita juga bisa menikmati sajian jagung bakar dan minuman lidah buaya. Selain itu, berbagai jenis pedagang kaki lima banyak menggelar berbagai jenis barang yang mungkin membuat kita tertarik untuk membelinya. Letaknya di Jl. Tanjungpura depan Kantor Walikota Pontianak

Pusat Kerajinan Tangan dan Oleh-Oleh Keboen Sajoek PSP
Tidak sah kiranya kita pulang berwisata ke suatu daerah namun tidak membawa souvenir dan oleh-oleh. Di keboen Sajoek PSP berbagai toko souvenir menawarkan banyak pilihan bagi kita mulai dari cideramata tiruan, asli, hingga makanan khas Kalimantan. Letaknya di Jl. Patimura disamping Gereja Katedral Santo Petrus dan Mall Matahari. Tempat ini berada sekitar 700 meter dari Alun-Alun Kapuas.

Café Serasan
Jika ingin menikmati suasana makan malam ikan asam pedas dan es lidah buaya sambil mengarungi sungai Kapuas, maka tempat ini adalah situs yang tepat. Suasana tepian sungai kapuas dengan hiasan lampu warna warni menghadirkan suasana romantis di tempat ini. Bisa diakses melalui Jl. Tanjung Raya II lalu masuk ke Jl. Swadiri.

Museum Negeri
Jika ingin lebih banyak mengenal budaya yang ada di Kalbar maka Museum Negeri adalah tempat yang tepat. Anda bisa berfoto-foto dengan miniatur budaya yang ada di halaman museum.

Mega mall
Kompleks Mall terbesar di Pontianak dimana kita bisa puas berbelanja dan mencuci mata. Letak Mall ini tidak jauh dari Hotel Orchard 2 hanya sekitar 200 meter saja.

Sayangnya memang, angkutan umum seperti Angkot/Oplet di Pontianak saat ini kurang begitu lancar. Jadi sulit sekali bagi kita memastikan waktu untuk beralih dari tempat yang satu ke tempat yang lain. Meskipun demikian, masih ada angkutan kota yang beroperasi di beberapa ruas jalan besar di kota ini. Seingat saya mengenai jalur angkot sebagai berikut:
Angkot Hijau dengan Tujuan Terminal Kotabaru-Terminal Kampung Bali.
Angkut Merah Muda dengan Tujuan Jl. A. Yani-Terminal Sungai Raya
Angkut Kuning dengan tujuan Jl. Tanjungpura – Jl. Imam Bonjol – Terminal Sungai Raya
Ada beberapa lagi angkot dengan jurusan lainnya. [dilo]

Rabu, 31 Agustus 2011

Tugu Khatulistiwa Nol Derajat


Tugu Khatulistiwa Ikon Kota Pontianak


Tugu Khatulistiwa atau Equator Monument berada di Jalan Khatulistiwa, Pontianak Utara, Propinsi Kalimantan Barat. Lokasinya berada sekitar 3 km dari pusat Kota Pontianak, ke arah kota Mempawah.Tugu ini menjadi salah satu ikon wisata Kota Pontianak dan selalu dikunjungi masyarakat, khususnya wisatawan yang datang ke Kota Pontianak.

Sejarah mengenai pembangunan tugu ini dapat dibaca pada catatan yang terdapat didalam gedung.
Dalam catatan tersebut disebutkan bahwa : Berdasarkan catatan yang diperoleh pada tahun 1941 dari V. en. W oleh Opzichter Wiese dikutip dari Bijdragen tot de geographie dari Chef Van den topographischen dienst in Nederlandsch- Indië : Den 31 sten Maart 1928 telah datang di Pontianak satu ekspedisi Internasional yang dipimpin oleh seorang ahli Geografi berkebangsaan Belanda untuk menentukan titik/tonggak garis equator di kota Pontianak dengan konstruksi sebagai berikut :
a. Tugu pertama dibangun tahun 1928 berbentuk tonggak dengan anak panah.
b. Tahun 1930 disempurnakan, berbentuk tonggak dengan lingkarang dan anak panah.
c. Tahun 1938 dibangun kembali dengan penyempurnaan oleh opzicter / architech Silaban. Tugu asli tersebut dapat dilihat pada bagian dalam.
d. Tahun tahun 1990, kembali Tugu Khatulistiwa tersebut direnovasi dengan pembuatan kubah untuk melindungi tugu asli serta pembuatan duplikat tugu dengan ukuran lima kali lebih besar dari tugu yang aslinya. Peresmiannya pada tanggal 21 September 1991. Bangunan tugu terdiri dari 4 buah tonggak kayu belian (kayu besi), masing-masing berdiameter 0,30 meter, dengan ketinggian tonggak bagian depan sebanyak dua buah setinggi 3,05 meter dan tonggak bagian belakang tempat lingkaran dan anak panah penunjuk arah setinggi 4,40 meter. Diameter lingkaran yang ditengahnya terdapat tulisan EVENAAR sepanjang 2,11 meter. Panjang penunjuk arah 2,15 meter. Tulisan plat di bawah anak panah tertera 109o 20' OLvGr menunjukkan letak berdirinya tugu khatulistiwa pada garis Bujur Timur.



Pada bulan Maret 2005, Tim Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melakukan koreksi untuk menentukan lokasi titik nol garis khatulistiwa di Kota Pontianak. Koreksi dilakukan dengan menggunakan gabungan metoda terestrial dan ekstraterestrial yaitu menggunakan global positioning system (GPS) dan stake-out [titik nol garis khatulistiwa dikoreksi. Hasil pengukuran oleh tim BPPT, menunjukkan, posisi tepat Tugu Khatulistiwa saat ini berada pada 0 derajat, 0 menit, 3,809 detik lintang utara; dan, 109 derajat, 19 menit, 19,9 detik bujur timur. Sementara, posisi 0 derajat, 0 menit dan 0 detik ternyata melewati taman atau tepatnya 117 meter ke arah Sungai Kapuas dari arah tugu saat ini. Di tempat itulah kini dibangun patok baru yang masih terbuat dari pipa PVC dan belahan garis barat-timur ditandai dengan tali rafia. Mengenai posisi yang tertera dalam tugu (0 derajat, 0 menit dan 0 detik lintang, 109 derajat 20 menit, 0 detik bujur timur), berdasarkan hasil pelacakan tim BPPT, titik itu terletak 1,2 km dari Tugu Khatulistiwa, tepatnya di belakang sebuah rumah di Jl Sungai Selamat, kelurahan Siantan Hilir.

Peristiwa penting dan menakjubkan di sekitar Tugu Khatulistiwa adalah saat terjadinya titik kulminasi matahari, yakni fenomena alam ketika Matahari tepat berada di garis khatulistiwa. Pada saat itu posisi matahari akan tepat berada diatas kepala sehingga menghilangkan semua bayangan benda-benda dipermukaan bumi. Pada peristiwa kulminasi tersebut, bayangan tugu akan "menghilang" beberapa detik saat diterpa sinar Matahari. Demikian juga dengan bayangan benda-benda lain disekitar tugu. Peristiwa titik kulminasi Matahari itu terjadi setahun dua kali, yakni antara tanggal 21-23 Maret dan 21-23 September. Peristiwa alam ini menjadi event tahunan kota Pontianak yang menarik kedatangan wisatawan.

Dikutip dari: Wikipedia.org

Menikmati Masa KKN di Desa Pasak Piang

Ingatan mengenai KKN yang baru saja berakhir masih membekas kuat dalam ingatanku. Rasanya aku masih bisa merasakan hembusan udara disana. Suasana desa yang begitu tenang. Kebiasaanku untuk bangun pagi sekitar pukul setengah tujuh. Merapikan alat tidurku dan kemudian menyempatkan diri untuk duduk sejenak di beranda rumah. Di setiap pagi selalu disambut sapaan manis dari si kecil dek Fitri. Dengan lugunya menyapa kami untuk menanyakan apa yang kami lakukan. “o..om....” panggil fitri. “udah mandi om....” lanjutnya. Aku hanya bisa tersenyum dan membalas sapaan adik kecil berumur 2 tahunan itu. “de..dekkk...uda mandi...?”,balasku. “belom....”, sahutnya.

Ketika duduk di beranda rumah, aku juga menjumpai beberapa orang warga yang melintasi pos kkn kami. Setiap orang itu menyapa kami dengan penuh keramahan. Aku membalas keramahan itu dengan senyuman terbaik yang kumiliki.

Kehidupan di desa dimana aku bertugas sangatlah sederhana. Orang-orang disana menghabiskan paginya untuk menoreh getah di kebun. Dan kemudian akan memungut hasilnya seminggu kemudian. Malamnya mereka beristirahat menyiapkan tenaga untuk hari esok. Aktivitas lain ada yang pergi ke ladang untuk bercocok tanam.

Chun merupakan salah satu sahabat kami disana. Sayangnya ia harus putus sekolah. Meskipun ia menjelaskan sudah tidak niat lagi untuk sekolah, tapi aku berpikir tidak demikian. Aku prihatin dengan kondisi ini namun apa dayaku. Kupikir semua orang memiliki jalannya masing-masing. Chunlah yang menemani kami ketika beraktivitas di lingkungan sekitar rumah tinggal sementara kami. Beberapa teman 1 pos ku sering menggoda chun seolah-olah ia masih anak balita. Tapi chun tak tampak tersinggung, mungkin karena ia tahu bahwa semua itu hanya gurauan semata.

Sahabat kami yang tak kalah penting adalah Santo. Satu kalimat dari Santo yang gak pernah dilupakan, “mata gak perlu besar yang penting terang”...... hahahahahaha pa iya.....ntar liat aja deh fotonya si santo.

Hal yang paling berkesan ketika KKN ialah dimana hampir semua aktivitas rutin kami habiskan bersama anggota kelompok. Makan, tidur, mandi, merawat kebun, membuat kompos, dan masih banyak lagi aktivitas bersama. Kunikmati semua yang kujalani selama disana.

Minggu-minggu pertama KKN memang minggu-minggu yang mengesalkan bagiku, namun aku tak bahwa tak bisa selamanya begitu. Suasana yang sangat tidak mengenakkan sempat terjadi. 7 kepala, 7 pikiran, 7 kebiasaan. Akhirnya aku berinisiatif untuk bisa memulai melakukan perubahan agar semuanya menjadi lebih baik. Dan syukurlah teman-teman berpikir mengenai hal yang sama.

Minggu-minggu selanjutnya kami mulai bisa menikmati masa-masa KKN. Selama disana kami melakukan program dengan fokus. Semuanya mendapat peran untuk bisa merasakan tugas pokok program ini. Saat dimana kami harus menempuh medan berlumpur, hujan, dan cukup jauh untuk bisa melakukan sosialisasi kompos (program inti terakhir) di dusun sebelah. Ckckckckckckck...... perjuangan! Tapi kami melalui dengan senang dan sukses. Good Job Pren!



Ada hal-hal lain yang berkesan selama masa KKN ini seperti panggilan manja bg Cakar kepada 2 cewek manis dalam kamar sambil mengetuk-ngetuk pintu dan merengek minta buatkan teh manis, Pak dar yang senang dengn lagu susis, 2 cincin yang diputar ampe puluhan kali dalam 1 malam, lagunya anang syahrini hingga cinta satu malam dan yang terakhir paling uptodate keong racun, ada yang sangek mo ketemu istri, ada yang kreatif alias jadi pengrajin sangkar burung dadakan, ada yang sedih dan hujan lokal gara-gara pertengkaran dalam rumah tangga, makan jengkol bareng, acara 17-an bareng, ada yang tidur suka megang stick (katanya sih biar lebih hangat,,,,,(apa iya ?Dont try this at home hahaha)), plesetan bahasai gilai....semuai ujungai iiiii..mulai dari odiloi jalur gazai, lorentinai, by the way, oktaviai, hairai, andi malaranggai...but...daripadai semuai yai bacai jadai ikui bingui lebiiy bayiii pakaiii bahasaiii normaiii lagiyyy. Trus ada lagi yang senang ngigau –memutar kembali rekaman aktivitas siang harinya, dengkuran keras memecah malam, dan gak penting sih tapi biaseeeee jakkkkk.

Tapi yang jelas terima kasih banyak buat teman-teman 1 kelompok ku yang telah mau bekerja bersama dengan saling pengertian, saling membantu, saling mendukung satu sama lain. Apapun hasil akhirnya, yang penting target utama kita telah tercapai dengan tepat waktu dan masih utuh sampai sekarang. SIP. Well done sir. Maaf ya jika selama masa-masa itu terdapat kesalahan baik sengaja maupun yang tidak disengaja. KKN Faperta Untan Pasak Piang, 12 Juli – 5 september 2010 resmi jadi kenangan baik selama hidup gue.


Terima kasih juga buat orang-orang yang ikut terlibat mengisi masa-masa KKN dengan berbagai hal yang melengkapi kenangan ini seperti:

  • Dek Fitri
  • Chun-chun
  • Bg Epek
  • Ma2 chun
  • Ka2 chun
  • Bg cikong
  • Pak Jamber
  • Bu RT
  • Nenek
  • Bg Uneng
  • Yohanes
  • Rita
  • Bela
  • Meri
  • Mimi
  • Ati
  • Guntur
  • Juli
  • Alian
  • Puput
  • Angel
  • Iwan
  • Anyi
  • Om Suryadi
  • Say
  • lisna

Dan terima kasih buat para tetua-tetua yang menyukseskan program kami seperti


  • Pak jamber yang udah kita anggap seperti bapak sendiri
  • Pak kades yang selalu memotivasi kami
  • Pak edem alias jamaludin
  • Pak abo dengan sukses ngerjain kami
  • Pak nadie yang selalu ramah dan aktif ikut kegiatan kami
  • Pak mislam yang maunya kami kkn selama 6 bulan lagi
  • Pak sukor yang diam2 menghanyutkan
  • Pak marnadie the young pak rt
  • Pak Hj. abdul aziz yang udah ngejamu kami makan2
  • Pak buday yang mo datang ke acara perpisahan kita
  • Pak toli yang baik
  • Pak Hj Usman yang ramah
  • Bu hj yang tak kalah ramah
  • Bang Hadori yang cz banget
  • Bg Cholis dengan respon yang Mantap

Serta semua orang di Pasak piang yang kami temui merupakan orang-orang yang berjasa bagi kami untuk program kkn ini dan kenangan yang indah ini.